Rabu, 01 September 2010

Anda menyerahkan pengasuhan buah hati ke pembantu/baby sitter? : tunggu dulu, lengkapi dulu pengetahuan anda

Ibu yang bekerja
Kondisi ibu bekerja sudah menjadi hal yang wajar dewasa ini. Kondisi ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak, seperti kemandirian, dan banyak sisi lain yang lebih penting untuk diperhatikan. Kehadiran pembantu/baby sitter sudah menjadi budaya bagi sebagian besar rumah tangga Indonesia.
Ada yang perlu diperhatikan apabila menghadapi kondisi seperti ini;

MEMILIH PEMBANTU DAN BABY SITTER
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pembantu/baby sitter:


Berikan persyaratan mutlak bagi pemilihan pembantu/baby sitter. Syarat mutlak yang harus ditetapkan biasanya adalah harus jujur, seiman (seagama), dan menyayangi anak. Berikut ini tips untuk memilih pembantu/baby sitter bagi anak :
  •  Berusia 17-25 tahun. Pembantu berusia muda dapat kita ajak untuk berpikir bersama-sama dalam membimbing anak. Jika mencari pembantu/ baby sitter untuk anak balita dengan usia yang tua (bibi/mbok), mereka akan lebih banyak menggurui dan kurang bisa menerima beberapa teori perkembangan anak. Meski secara anomali, pilihan ini bisa anda ambil. yakinlah, bahwa bibi/mbok yang anda pilih memang terpercaya oleh keluarga anda (yang mengasuh anda sejak kecil misalnya), sehingga bibi/mbok yang mengasuh anak anda sedikit banyak mengerti bagaimana pola fikir anda. Lengkapi diri anda terus dengan beragam pengetahuan PAUD sehingga bilamana generasi tua menyampaikan kebiasaan masa lalu, anda bisa menilai mana yang relevan dengan situasi sekarang, dan mana yang tidak.
  • Pendidikan minimal SLTP dan usahakan SLTA (untuk baby sitter)
  • Tidak senang menonton TV. Anda tentunya tidak ingin kan, orang yang mengasuh anak anda lalai dalam mengawasi buah hati lantaran yang bersangkutan asyik nonton berita gossip atau sinetron ?
  • Senang menyanyi. Percaya atau tidak, melalui nyanyian--terutama oleh ibu dan atau orang yang mengasuh, anak-anak lebih mudah menangkap sesuatu. Hal ini telah dapat terbaca ketika usia bayi, mereka mengenali nyanyian ibu mereka, merasa tenang, dan gelisah ketika nada nyanyian itu ada yang berubah di baris favoritnya. Inang pengasuh yang senang menyanyi membantu anak mengenali pengasuhnya dengan baik, sekaligus menyenangkan anak dan mengasah kemampuan mendengarnya.
  • Senang memasak. Bukan nilai pasti, terlebih bila anda memang mempunyai 2 pembantu dengan tugas mereka masing-masing : yang satu mengasuh balita anda, yang lain mengurusi urusan rumah tangga termasuk memasak. Akan tetapi, pengasuh yang bisa memasak sedikit banyak membantu ketika anak rewel soal makanannya, mengerti ragam makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi anak dan mampu menyiapkannya secara mandiri.
  • Banyak yang lupa soal ini, tapi pengetahuan agama yang baik dari inang pengasuh sangatlah penting.  Pembantu/ baby sitter yang mengerti norma-norma agama dapat membantu mereka, dan anda sebagai orangtua, untuk menanamkan nilai-nilai baik buruk dalam keseharian berbasis kepada apa yang diajarkan dalam agama. Pengenalan hal-hal normatif religius ini dapat mengasah kepekaan rohani anak anda.

Memberi batasan dan wewenang pada pembantu dan baby sitter agar orangtua tidak 'kehilangan' anaknya:
  • Pembantu hanya  boleh memegang anak ketika orang tua tidak berada di rumah. Bila anda sudah pulang dari rutinitas harian anda, andalah yang harus mengasuh anak anda sendiri, agar si kecil tetap mengenali siapa orang tuanya dan lebih nyaman berada bersama mereka.
  • Orangtua jangan sekali-kali membuat keputusan untuk meminta pembantu/baby sitter menemani si kecil tidur malam. Oops, anda pernah berbuat seperti ini? Tahukah anda, pada saat anak tertidur itu adalah posisi paling intimnya bersama orangtua. Anak, terutama batita, akan meluangkan lebih banyak waktu untuk menatap wajah orangtuanya, mendengar suaranya dan merasai aroma tubuhnya. Ngga mau dong anak anda jadi lebih lengket ke pembantu ketimbang ke anda sendiri, sebagai ibunya?
  • Ajaklah pembantu/baby sitter untuk tetap mengenalkan/mengajarkan bahwa kita adalah orangtuanya, terutama bagi anak yang berusia di bawah 2 tahun. Pengajaran itu dapat melalui foto, menyambut orangtua saat pulang, atau memanggil orangtuanya dengan sebutan mulia :bapak, ibu, mama, papa. Jangan biarkan pembantu anda 'mengancam' anak yang rewel dengan menggunakan posisi anda sebagai orangtua, karena si kecil bisa saja trauma dan berbalik takut pada anda. Bisa saja si kecil jadi belajar bahwa bilamana anda anda, berarti dia harus menjadi anak baik-baik--dan bila anda tidak ada, berarti anak anda bebas.
  • Usahakan pada saat awal dan akhir aktivitas (bangun tidur dan menjelang tidur), anak berada di pangkuan atau belaian orangtuanya. Sekali saja orangtua membiasakan pembantu/baby sitter menidurkan dan membangunkan si kecil, maka siap-siaplah orangtua 'kehilangan' anaknya. Dalam arti, setiap anak ada masalah, anak akan mencari inang pengasuhnya (baby sitter).

Mempertahankan pembantu/Baby sitter untuk menjaga anak :
  • Anggaplah mereka sebagai saudara
  • Percayakan si kecil pada mereka dan jadikan mereka guru bagi si kecil di siang hari. (sekarang anda mengerti kan mengapa latar belakang tingkat pendidikan dan usia pembantu/baby sitter dipandang penting di sini? )
  • Berikan tanggung jawab penuh, tentu saja sesuai dengan kewenangan mereka yang sudah anda beri batasan, dengan tetap anda perhatikan sejauh mana tanggungjawab itu terlaksana.
  • Berikan sarana untuk kepercayaan dan tugasnya sebagai pengasuh di siang hari.
Jika si kecil lebih dekat dengan pembantu/baby sitter
Sepanjang masa balita, anak membutuhkan pendampingan orang tuanya. Akan tetapi pada kenyataannya, dewasa ini rasanya sulit ditemui balita yang 100% mendapat pendampingan penuh dari kedua orangtuanya. Hal ini karena pada umumnya pasangan muda sibuk meniti karier.
Sebagai orang muda, Ayah dan Ibu tergolong anggota masyarakat produktif yang ditunggu karyanya dan keahliannya oleh masyarakat. Akan tetapi, apakah dengan kehadiran di masyarakat, harus melupakan buah hatinya? Tentu saja tisak, bukan?
Banyak pasangan yang lupa mengevaluasi diri mereka sendiri, padahal dihati kecil, mereka menginginkan yang terbaik buat buah hati mereka. Seperti suka terlambat bangun, tidak efektif mengatur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan kantor, tidak sabar, tidak konsisten dalam membuat peraturan, terlalu letih, dan seterusnya. Semua kebutuhan si kecil, diserahkan pada pembantu untuk menyelesaikan. Mereka lupa bahwa perilaku dan kebiasaan orangtua ikut berbengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku anak-anak.



Akhirnya si kecil pun kehilangan masa emasnya, yaitu masa yang menjadi basis, landasan, dan fondasi berbagai aspek perkembangan. Tahukah anda, bahwa pengalaman-pengalaman pertama yang terjadi pada masa balita akan terekam di alam bawah sadar dan menjadi tuntutan seseorang untuk bersikap di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena sirkuit emosi terbentuk sejak bayi, bahkan sejak anak berusia 2 bulan. Jika sejak masa itu anak tidak pernah merasakan kasih sayang, atau emosi senang, maka perkebangan emosinya akan terhambat dan kelak akan menghadapi banyak masalah.

That's all moms dads. Bijaksanalah dalam memutuskan apakah anak anda akan diasuh oleh pembantu/baby sitter. Bila memang diperlukan, bijaksanalah juga dalam memilih kualitas pembantu/baby sitter untuk anak anda. Percayalah, bahwa yang paling menerti mengenai anak anda, dan apa saja yang mereka butuhkan adalah ANDA sebagai ibunya.

Happy Parenting !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bila suka dengan apa yang moms lihat, share/save !

Share/Bookmark

kasih makan ikan-ikan liliput ya..